JANGAN BERBUKA DENGAN YANG MANIS !
Muncul pertanyaan menggelitik:
1. Benarkah rasulullah menyuruh kita berbuka dengan yang manis?
2. Benarkah kita musti berbuka dengan yang manis?
Hadits ini akan menjawab pertanyaan pertama, Anas bin Malik berkata, “ Adalah Rasulullah saw berbuka dengan ruthab (kurma yang lembek) sebelum Shalat, jika tidak terdapat ruthab , maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau saw meneguk seteguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Logikanya nih ya.., ketika berpuasa kadar gula darah kita menurun, kurma sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Untuk menjadi glikogen, karbohidrat kompleks perlu diproses sehingga makan waktu, sebaliknya kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung…. Buum… sangat tidak sehat. Sedangkan karbohidrat menaikkan kadar gula pelan-pelan.
Mari kita bicara “glikemik Indeks” saja, yaitu laju perubahan makanan diubah
menjadi gula dalam tubuh. Makin tinggi glikemik indeks dalam makanan, maka
makin cepat makanan itu diubah menjadi gula, dengan demikian tubuh makin cepat
pula menghasilkan respons insulin.
Nah apabila perut yang kosong seharian langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya) respons insulin dalam tubuh akan langsung melonjak. Dengan demikian tubuh akan sangat cepat merespons untuk menimbun lemak. Ini saran terbaik untuk orang Indonesia, bila berbuka puasa, janganlah makan apa-apa dulu, minumlah air putih segelas, lalu segerakan shalat Maghrib. Setelah Shalat, makan nasi seperti biasa. Jangan pernah makan yang
manis-manis, karena merusak badan dan bikin penyakit. Nasi adalah karbohidrat kompleks, perlu waktu untuk diproses dalam tubuh dan juga tidak membuat kadar gula melonjak. Karena respons insulin tidak tinggi, maka kecenderungan tubuh untuk menabung lemak juga rendah.
Inilah sebabnya , banyak sekali orang di bulan puasa yang justru lemaknya bertambah di daerah-daerah penimbunan lemak seperti perut, pinggang, bokong, paha, belakang lengan, pipi dan sebagainya. Itu karena langsung membanjiri tubuh dengan insulin melalui makan yang manis-manis, sehingga tubuh menimbun lemak. Padahal otot mengecil karena puasa.
Makanan yang diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat kita tidak cepat lapar dan energy yang dihabiskan cukup untuk aktifitas satu hari penuh, respons insulin rendah membuat tubuh kita tidak cenderung untuk menabung lemak.
Sekarang sudah saatnya kita mengubah pola berbuka puasa. Semoga kita tidak termakan iklan: ”Berbukalah dengan yang manis”. Hindari gula, manis yang dibolehkan adalah manis yang bersumber dari buah alami.
Semoga bermanfaat.
( Diolah dari berbagai sumber oleh Asyrof elf
Nah apabila perut yang kosong seharian langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya) respons insulin dalam tubuh akan langsung melonjak. Dengan demikian tubuh akan sangat cepat merespons untuk menimbun lemak. Ini saran terbaik untuk orang Indonesia, bila berbuka puasa, janganlah makan apa-apa dulu, minumlah air putih segelas, lalu segerakan shalat Maghrib. Setelah Shalat, makan nasi seperti biasa. Jangan pernah makan yang
manis-manis, karena merusak badan dan bikin penyakit. Nasi adalah karbohidrat kompleks, perlu waktu untuk diproses dalam tubuh dan juga tidak membuat kadar gula melonjak. Karena respons insulin tidak tinggi, maka kecenderungan tubuh untuk menabung lemak juga rendah.
Inilah sebabnya , banyak sekali orang di bulan puasa yang justru lemaknya bertambah di daerah-daerah penimbunan lemak seperti perut, pinggang, bokong, paha, belakang lengan, pipi dan sebagainya. Itu karena langsung membanjiri tubuh dengan insulin melalui makan yang manis-manis, sehingga tubuh menimbun lemak. Padahal otot mengecil karena puasa.
Makanan yang diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat kita tidak cepat lapar dan energy yang dihabiskan cukup untuk aktifitas satu hari penuh, respons insulin rendah membuat tubuh kita tidak cenderung untuk menabung lemak.
Sekarang sudah saatnya kita mengubah pola berbuka puasa. Semoga kita tidak termakan iklan: ”Berbukalah dengan yang manis”. Hindari gula, manis yang dibolehkan adalah manis yang bersumber dari buah alami.
Semoga bermanfaat.
( Diolah dari berbagai sumber oleh Asyrof elf
sumber : http://delima-abadi.blogspot.com/ )